Kebiasaan Burung Kontes yang Mengurangi Penilaian

Kebiasaan Burung Kontes yang Mengurangi Penilaian

Kebiasaan buruk burung sering kali muncul diarena kontes. Tentu saja hal ini akan mengurangi penilaian. Faktor lain yang juga mengurangi penilaian yaitu benda yang mempengaruhi penampilan, sehingga burung tidak dapat tampil secara optimal diarena kontes. Kedua faktor ini harus difahami jikalalu mungkin diantisipasi supaya tidak terjadi selama kontes berlangsung.


Kebiasaan Burung Kontes yang Mengurangi Penilaian


Kebiasaan buruk yang dilakukan burung umumnya sudah diketahui, tetapi calon kontestan tetap memaksakan diri untuk menurunkannya dalam kontes. Kebiasaan buruk yang dilakukan burung itu diantaranya juga akibat kesalahan selama merawatnya. Para kontestan yang memahami benar perilaku buruk pada burung pasti tidak akan menyertakannya dalam kontes, kecuali burung tersebut memiliki keistimewaan yang bisa diandalkan. Burung yang tidak memungkinkan tampil sebaiknya tidak dipaksakan tampil ke arena kontes karena hanya akan menjadi bahan olok-olokan para kontestan lain.

1.      Terlalu galak

Burung yang dikatakan galak saat dikonteskan terlihat seperti ingin keluar dan menempel dijeruji sangkar sambil berkicau. Pada posisi demikian, kicauannya pasti kurang baik dan gayanya dalam berkicau tidak mungkin ditampilkan.
Burung yang galak biasanya kurang rajin karena tingkahnya lebih banyak dan sepertinya ingin terus memburu lawannya. Burung yang demikian tidak mungkin bisa mendapatkan nilai yang baik, apalagi untuk menjadi juara. Dalam kasus seperti ini tidak hanya merugikan penggemar yang mempunyai burung tersebut, tetapi juga merugikan penggemar lain.
Burung lain yang posisinya berdekatan atau bersebelahan dengan burung galak akan terpengaruh menjadi ikut galak. Hal ini bisa terjadi karena tingkat emosi burung mulai meninggi, seperti halnya saat memperebutkan wilayah kekuasaan dihabitat aslinya. Kejadian seperti ini sering terjadi pada burung murai batu, kacer, poksai hitam, hwa mei, cucakrawa. Perilaku burung galak biasanya karena burung kekurangan gizi dari pakan yang dikonsumsinya. Selain itu, mungkin juga disebabkan oleh kurangnya latihan.

2.      Makan saat kontes

Burung makan pada saat berlangsung kontes merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat mengurangi nilai. Hal seperti ini umum dilakukan oleh burung yang emosinya mulai meninggi sehingga pelampiasannya dengan cara makan. Hal seperti umumnya terjadi pada burung hwa mei dan poksai hitam. Pada saat makan, burung tidak berkicau. Oleh karena itu, diusahakan tidak menempatkan pakan disangkar burung yang dikonteskan.

3.      Berkicau didasar sangkar

Kebiasaan buruk lain yang dapat mengurangi nilai di arena kontes adalah burung berkicau didasar sangkar. Sebaik apapun suaranya, tetapi kalau burung itu berkicau didasar sangkar maka tidak akan terlihat gayanya. Perilaku buruk seperti ini sering dilakukan burung cucakrawa, branjamgan, pai ling, kacer, hwa mei, yang dipelihara sejak anakan.
Hal ini terjadi karena cara perawatan yang kurang difahami. Burung yang berkicau didasar sangkar biasanya karena burung tersebut dibuat terlalu jinak dan selalu dibiasakan dengan tangan. Kebiasaan seperti ini seharusnya tidak dilakukan terhadap burung berkicau jenis apapun. Karena merugikan, maka diusahakan tidak membuat burung berkicau menjadi terlalu jinak. Dalam merawat burung, yang penting burung tersebut tidak takut dengan lingkungan dan tidak merasa takut bila didekati orang. Umumnya burung berkicau yang terlalu jinak kurang menonjolkan kecepatan kicauannya dan jarang sekali yang bisa mempunyai keistimewaan suara.

4.      Salto atau nenggak

Ciri burung yang salto atau nenggak selalu melihat kebagian atas sangkar sambil bergerak ke kanan dan ke kiri secara berulang-ulang seperti ingin mencari jalan keluar. Kalau kebiasaan seperti ini terus berlanjut dan dibiarkan, sesekali burung tersebut seakan terjatuh kebelakang. Burung dengan kebiasaan semacam ini umumnya terjadi pada saat masih bakalan dan dirawat dengan cara kurang baik. Sebenarnya burung yang memiliki tingkah laku demikian rata-rata memiliki dasar suara yang cukup bagus. Tinggal pola rawatnya saja yang perlu difahami.

Kebiasaan salto atau nenggak ini biasanya dilakukan jenis burung kacer, anis merah, poksai hitam. Pada saat melakukan kebiasaan salto, pasti burung akan berhenti berkicau dan hal ini terjadi berulang-ulang. Burung dengan tingkah laku seperti ini tidak akan mendapat nilai sampai batas maksimal, meskipun kicauan dan gerakannya cukup baik. Burung seperti ini sebaiknya tidak diikutkan kontes karena hanya akan membuang biaya.

0 Response to "Kebiasaan Burung Kontes yang Mengurangi Penilaian"

Post a Comment